DENGAN NAMA ALLAH

DENGAN NAMA ALLAH

Ingatan untuk ku dan kalian



وَالْعَصْرِ. إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ. إِلَّا الَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ.

Yang bermaksud:

Demi Masa! Sesungguhnya manusia itu dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal soleh dan mereka pula berpesan-pesan dengan kebenaran serta berpesan-pesan dengan sabar. (Surah Al-Asr, Ayat: 1 - 3).


Pengikut

Ahad, 10 Oktober 2010

Roda-roda yang hidup 1



Musim menghadapi skrip UPSR,makbonda dan groupnya dikuarantin disebuah pusat. Waktu makan akan pergi kekantin untuk mengisi kekosongan perut.Hari kedua baru perasan nampak Siah anak Lek Miah di kaunter makanan.Untuk dia menegur makbonda rasa tidak mungkin tapi biarla makbonda mulakan.

“Assalamualaikum,ni Siahkan,kenal saya tak?”
“Oh Ckgu,mestilah kenal,nampak juga semalam,ingat cikg tak kenal saya”
“Apa pulak tak kenalnya,wah dah pegang tender kantin ye,ok sangatlah ni,anak-anak camana?”
“Sikit-sikitlah cikgu,anak yang sulung baya anak cikgu tu dah masuk ITM,kedua tengah PMR,ni yang kecik baru tahun 5.”
“Alhamdulillah”

Siah wanita 30an,yang berumahtangga dan punya 3 orang anak.Makbonda tidak tahu sejauh mana dia mengenali diri makbonda tetapi makbonda mengenalinya dengan jauh lagi.Dia bukan anak murid Makbonda tapi anak kepada jiran Makbonda ,Lek Miah.

15 tahun yang lalu,makbonda bersama-sama Lek Miah dalam satu rewang dirumah kenduri,Siah ketika itu 21 tahun dan punya seorang anak,dia anak sulung,ada 3 orang adik yang berada di IPT,dan dua orang lagi di asrama penuh,semestnya Lek Miah suka bercerita ada makbonda tentang perkembangan anak-anaknya,sangat berseri-serilah wajahnya bila bercerita.

“Alhamdulillah,sejuk perut KLek Miah ye,anak pandai-pandai”
“Memanglah cikgu,tapi yang sulungtu lah,Siah,tak taulah,gelap masa depannya,SPM tak pas,ada orang pinang bagi jelah,lakinya kerja kampungje,duduk rumah mertua,jaga mertua,dah uzur.”
“Kenapa?suaminya tu jahatke?”
“Taklah,baik,selalu datang,tolong Lek,ialah suami Lek kan dah sakit-sakit,nasib baik ada dia,tapi tulah,kerje kampong jaga tanah bapak dia,tak taulah masa depan dia”
“Eh apa pulak gelapnya Lek Miah,yang penting bertanggungjawab,nampak istiqomah ke surau, kerja kampung Lek Miah, tak tanggung hutang,dia tak buat pinjaman buat rumah,silap-silap beli kereta cash lagi. Adik-adik Siah kerja makan gaji ,kena ada hutang rumah,hutang kereta dan sebagainya,sampaikan ada yang hutangnya lebih dari gaji bulan.”

Bila anak bungsunya telah bersekolah,Siah kerja di kantin sekolah,setelah 3 tahun bekerja Miah telah memegang tender katin sekolah tersebut.Adik-adiknya semua berijazah dan bertaburan di seluruh Negara,Siah suami isterilah yang sering menjenguk kedua ibubapanya,setelah emak mertua Siah pulang ke Rahmatulah.Siah dan suaminya tinggal di rumah pusaka dan mengerjakan kebun kelapa sawit peninggalan orang tuanya.



Lek Miah,lebih baik kamu tukar definasi gelapmu. Masa depan Siah tidak gelap,Siah masih punya mentari,kekadang ianya gerhana dan diselaputi mendung,atau di atmosphere sebelah sana,pastinya akan muncul kembali,selagi masih punya nyawa,itulah antara nikmat Yang Maha Esa,jalan kita pun sama seperti dia yang berputar di orbit yang sama.Kekadang juga dia akan menjadi mentarimu juga. Itulah antara warna-warna dan roda-roda kehidupan untuk membuktikan bahawa DIA maha Bijaksana.

"Allah-lah yang menjadikan bumi bagi kalian tempat menetap dan langit sebagai atap, lalu membentuk kalian, membaguskan rupa kalian serta memberi kalian rezeki dari sebagian yang baik-baik yang demikian itu adalah Allah Tuhanmu, Maha Agung Allah, Tuhan semesta alam.” (Al Mu’min: 64)




“Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya tanpa hikmah”.(Shad: 27)

Tiada ulasan:

Catat Ulasan

Catatan Popular